×

Beternak Ayam Kampung Intensif Ramah Lingkungan

Beternak Ayam Kampung Intensif Ramah Lingkungan

ayamlaga28  –  Beternak ayam ras telah berkembang di Indonesia selama beberapa dekade, dan produk ayam ras kini mendominasi pasar domestik. Sebagai hasilnya, pemeliharaan ayam kampung kini telah mengikuti pola manajemen peternakan ayam ras secara intensif.

Pentingnya Pemeliharaan Ramah Lingkungan

Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan keamanan pangan dan kelestarian lingkungan, pola pemeliharaan ayam kampung secara intensif kini dituntut untuk berorientasi ramah lingkungan. Ini penting untuk memperoleh kuantitas dan kualitas yang lebih baik serta mengatasi Beternak ayam  kelemahan-kelemahan pada pola intensif maupun tradisional.

Contohnya, Sari Y. Hayanti dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi dan M. Purba dari Balai Penelitian Ternak, Bogor, dalam sebuah tinjauan menggambarkan karakteristik pemeliharaan ayam kampung secara intensif dan ramah lingkungan. Meskipun fokus tinjauan tersebut adalah perkembangan di Jambi, isi makalah tersebut juga berguna sebagai referensi untuk pengembangan pemeliharaan ayam kampung di daerah lain di nusantara.

Keunggulan Pemeliharaan Intensif

Kedua penulis berpandangan bahwa pemeliharaan ayam kampung secara semi intensif dan intensif dapat menghasilkan produk yang lebih baik dibandingkan dengan cara ekstensif atau tradisional. Dengan demikian, pemeliharaan yang ramah lingkungan dipahami sebagai upaya yang lebih memanfaatkan pakan alami (organik) serta pemberian tanaman obat tradisional. Hal ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan obat-obatan berbahan anorganik.

Lebih lanjut, kombinasi pola ini dapat meningkatkan aspek keamanan pangan karena menghindari pemberian antibiotik dan hormon yang sering menjadi masalah akibat residu pada produk ayam kampung. Sebagai bukti, penelitian menunjukkan bahwa pemeliharaan ayam kampung secara intensif dapat menghasilkan telur sekitar 105-151 butir per tahun, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 30-60 butir pada pemeliharaan tradisional.

Faktor Pendukung Pemeliharaan

Tinjauan tersebut juga mencatat faktor-faktor pendukung yang penting untuk pemeliharaan ayam kampung secara intensif dan ramah lingkungan. Faktor-faktor ini meliputi:

  • Ketersediaan bibit ayam kampung yang terseleksi.
  • Pekarangan yang cukup untuk kandang.
  • Sumber daya manusia yang memadai, termasuk peran wanita dalam rumah tangga.
  • Ketersediaan hasil samping usaha tanaman dan agroindustri sebagai sumber pakan.
  • Sumber daya tanaman obat yang mudah dibudidayakan dan diolah.

Misalnya, ayam jenis kaki hitam memiliki daya tahan yang lebih tinggi terhadap penyakit serta kemampuan mengasuh anak yang baik. Di sisi lain, jenis ayam kaki kuning dan burik juga memiliki keunggulan tertentu yang menjadikannya pilihan yang baik untuk pemeliharaan.

Sumber Pakan yang Berkelanjutan

Selanjutnya, penyelenggaraan usaha keluarga ini juga membuka peluang peran yang lebih besar bagi kaum wanita.

Jenis-jenis bahan tersebut beragam, tergantung daerahnya, meliputi serealia, limbah pengolahan seperti dedak padi, bungkil kelapa, bungkil kedelai, dan ampas tahu.

BACA JUGA : Yuk Coba Ternak Ayam Broiler, Pasti Untung Banget!

Penggunaan Tanaman Obat Tradisional

Contohnya, beberapa penelitian menunjukkan manfaat ramuan jamu tertentu seperti kencur, bawang putih, dan kunyit dalam meningkatkan kesehatan ayam kampung. Dalam hal ini, jamu dari ramuan alami dapat meningkatkan bobot karkas, memperbaiki performa ayam, serta menekan angka mortalitas. Dengan penggunaan kunyit, misalnya, dapat menurunkan tingkat populasi bakteri dalam saluran pencernaan ayam.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, pemeliharaan ayam kampung secara intensif dan ramah lingkungan merupakan peluang usaha yang menguntungkan. Lebih jauh lagi, metode ini juga mengurangi atau bahkan menghilangkan penggunaan bahan-bahan obat kimiawi seperti antibiotik dan hormon, yang residunya dapat berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat konsumen.

Drh. Ahmad Hidayat adalah seorang pakar unggas terkemuka dengan lebih dari 20 tahun pengalaman di bidang peternakan ayam. Setelah menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 di Indonesia, ia melanjutkan studi S3 di Amerika Serikat, di mana ia mengkhususkan diri dalam biologi reproduksi unggas.

Post Comment