×

Cara Merawat Ayam Aduan Agar Tangguh Di Arena Laga

Ayamlaga28.net Sabung ayam bukan sekadar hiburan atau pertandingan biasa. Di beberapa negara Asia Tenggara seperti Thailand, Filipina, Myanmar, Vietnam, hingga Indonesia, tradisi ini sudah berkembang sejak zaman dahulu. Meski menuai pro dan kontra, sabung ayam tetap menjadi bagian dari budaya yang masih bertahan hingga kini. Di Indonesia sendiri, peminatnya tidak pernah sepi, bahkan semakin banyak komunitas penghobi dan peternak ayam aduan yang bermunculan.

Dalam dunia sabung ayam, para botoh—sebutan untuk perawat ayam aduan—memegang peranan penting. Bagi mereka, kunci utama dalam mencetak ayam juara tidak hanya terletak pada teknik tarung atau jenis ayamnya, melainkan juga dari perawatan harian yang konsisten dan tepat. Banyak kasus ayam dengan kualitas teknik, fisik, dan karakter yang baik justru gagal bersinar di arena karena perawatan yang kurang optimal.

Perawatan Harian: Fondasi Ayam Juara

Perawatan ayam aduan sejatinya tidaklah sulit, namun memerlukan ketelatenan dan pemahaman. Setiap penghobi biasanya memiliki cara tersendiri—mulai dari pemberian jamu, vitamin, hingga teknik latihan fisik—tapi tujuan utamanya sama: menciptakan ayam aduan yang kuat, bertenaga, dan siap tempur.

Berikut ini beberapa poin penting dalam merawat ayam aduan:

1. Pakan

Pakan adalah sumber energi utama ayam. Pemberian pakan harus disesuaikan dengan berat badan ayam. Misalnya, ayam dengan berat 3 kg ke atas butuh sekitar 200–300 gram pakan sekali makan. Jenis pakan yang umum digunakan adalah beras merah, jagung halus, dan gabah. Pakan yang tepat akan menunjang daya tahan dan semangat ayam saat bertarung.

2. Memandikan Ayam

Ayam perlu dimandikan setiap pagi sekitar pukul 08.00, asalkan cuaca mendukung (tidak hujan atau mendung). Mandinya pun tidak asal basah. Yang dibasahi cukup bagian kulit, terutama kepala, dada, dan kaki. Memandikan ayam dengan benar bisa menjaga kebugaran tubuhnya.

3. Penjemuran

Setelah mandi, ayam dijemur di bawah sinar matahari hingga pukul 10.30. Cahaya matahari pagi membantu pertumbuhan tulang dan bulu karena mengandung vitamin D. Saat menjemur, gunakan alas seperti rumput atau kayu agar ayam tidak mandi pasir lagi. Penjemuran ini sebaiknya dihentikan dua hari sebelum ayam ditandingkan.

4. Latihan Fisik

Latihan fisik mulai dilakukan sejak ayam berumur 6–7 bulan. Di usia sebelumnya (1–5 bulan), fokus pada pertumbuhan tubuh dulu. Latihan cukup seminggu sekali, idealnya empat hari sebelum laga. Bentuk latihan bisa berupa lari ringan, renang, atau pijatan ringan di bagian sayap dan badan. Namun, dua hari sebelum tanding, latihan dihentikan agar ayam bisa beristirahat.

5. Latihan Tarung (Gebrak/Abar)

Latihan ini penting untuk melatih keberanian dan mental ayam. Bisa dilakukan seminggu sekali, dengan ayam sparring sejenis atau ayam “untul” (partner latihan). Selain fisik, latihan ini juga membentuk mental bertarung agar ayam tidak mudah trauma dan lebih kreatif saat di arena.

6. Jamu dan Vitamin

Ayam juga butuh suplemen tambahan. Pemberian jamu atau vitamin dilakukan malam hari saat ayam dalam kondisi tenang. Ini memudahkan tubuhnya menyerap zat yang dibutuhkan. Tapi, dua hari sebelum tanding, pemberian vitamin harus dihentikan agar tidak mengganggu performa.

7. Umbar dan Kipu

Umbar berarti melepas ayam di halaman khusus agar bisa bergerak bebas. Ini penting untuk menjaga stamina dan membuat ayam tetap segar. Umbar bisa dilakukan empat kali seminggu, setengah hari setiap kalinya. Sedangkan kipu (mandi pasir) membantu melemaskan otot-otot yang tegang. Cukup dilakukan seminggu sekali, dan dihentikan dua hari sebelum ayam bertanding.

Drh. Ahmad Hidayat adalah seorang pakar unggas terkemuka dengan lebih dari 20 tahun pengalaman di bidang peternakan ayam. Setelah menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 di Indonesia, ia melanjutkan studi S3 di Amerika Serikat, di mana ia mengkhususkan diri dalam biologi reproduksi unggas.

Post Comment