Peternakan
analisa usaha ayam bangkok, ayam bangkok indukan, bibit ayam bangkok, Budidaya Ayam Bangkok, cara memulai usaha ayam bangkok, cara merawat bibit ayam bangkok, ciri ayam bangkok unggul, harga bibit ayam bangkok, harga jual ayam bangkok, keuntungan beternak ayam bangkok, kualitas pejantan ayam bangkok, memilih indukan ayam bangkok, merawat ayam bangkok sejak kecil, pakan ayam bangkok anakan, pakan ayam umur 1–5 bulan, pembesaran ayam bangkok, perhitungan modal ayam bangkok, Peternakan ayam Bangkok, skala peternakan menengah, strategi budidaya ayam bangkok, ternak ayam jago bangkok, usaha ternak ayam rumahan, usia ideal bibit ayam bangkok
Drh. Ahmad Hidayat
0 Comments
Perhitungan Keuntungan Budidaya Ayam Bangkok dari Bibit Kecil
budidaya ayam bangkok dari bibit menjadi pilihan banyak peternak rumahan maupun skala menengah karena prospeknya yang menjanjikan. Pada video sebelumnya, kita sudah membahas metode pertama, yaitu membeli indukan siap produksi. Kali ini, kita akan membahas metode kedua: membeli bibit ayam sejak usia 1–2 bulan, membesarkannya, lalu menggunakannya sebagai indukan di peternakan sendiri.
Asumsi Awal: Membeli Bibit Ayam Usia 1 Bulan
Kita mulai dengan asumsi membeli ayam dari peternakan lain saat berusia 1 bulan dengan harga Rp50.000 per ekor. Untuk percobaan kali ini, kita membeli 5 ekor ayam yang terdiri dari 3 ayam jantan dan 2 ayam betina.
Dengan perhitungan tersebut, kita mengeluarkan total biaya awal sebesar Rp250.000 untuk pembelian bibit ayam.
Biaya Pembesaran Ayam Usia 1–5 Bulan
Pada masa pertumbuhan awal, yaitu dari usia 1 hingga 5 bulan, ayam membutuhkan asupan pakan dengan kandungan protein tinggi untuk menunjang perkembangan tubuh dan daya tahan tubuhnya. Selama fase ini, setiap ekor ayam menghabiskan sekitar 5 kg pakan jenis voer. Dengan total 5 ekor ayam, kita membutuhkan 25 kg pakan. Jika harga per kilogram pakan adalah Rp10.000, maka total biaya pakan mencapai Rp250.000. Di luar itu, kita juga memberikan vitamin dan suplemen secara berkala untuk menjaga kesehatan ayam.
Biaya Pembesaran Usia 5–8 Bulan
Saat budidaya ayam bangkok dari bibit memasuki usia 5 bulan, kita mengganti pakannya dengan campuran bekatul dan jagung pecah. Dalam 3 bulan pembesaran selanjutnya, kita mengeluarkan biaya sebesar Rp250.000 untuk mencukupi kebutuhan nutrisi ayam hingga usia 8 bulan.
Total Biaya Pemeliharaan Budidaya Ayam Bangkok Dari Bibit Hingga Usia 9 Bulan
Setelah menyelesaikan dua fase pembesaran dari usia 1 hingga 8 bulan, kita menghabiskan total biaya pemeliharaan sebesar Rp550.000. Angka ini mencakup seluruh kebutuhan pakan dan vitamin selama proses pembesaran. Bila kita menambahkan biaya pembelian awal ayam sebesar Rp250.000, maka total dana yang sudah kita keluarkan menjadi Rp800.000. Dengan modal tersebut, kita sekarang memiliki aset berupa 5 ekor ayam, yaitu 3 pejantan dan 2 betina, yang siap digunakan untuk breeding.
Penjualan Ayam Jantan Surplus
Kita hanya memerlukan 1 jantan dan 2 betina untuk dijadikan indukan. Maka dari itu, kita bisa menjual 2 ayam jantan yang tersisa saat mereka berusia 8 bulan. Berdasarkan harga pasar, ayam jantan di usia ini bisa dijual dengan harga Rp250.000 hingga Rp350.000 per ekor. Untuk perhitungan konservatif, kita ambil harga minimal yaitu Rp250.000, sehingga dari penjualan dua ekor ayam jantan, kita memperoleh Rp500.000.
Baca Juga: Perawatan Ayam Aduan di Thailand: Rahasia dari Farm Super Jang
Perbandingan dengan Metode Pertama
Setelah menjual dua ayam jantan, kita masih memiliki 1 pejantan dan 2 betina, sama seperti komposisi indukan dalam metode pertama. Namun dari sisi biaya, metode pertama membutuhkan Rp1.000.000 untuk membeli indukan siap produksi. Sementara itu, metode kedua hanya memerlukan Rp800.000. Setelah kita kurangi dengan pemasukan dari penjualan ayam jantan sebesar Rp500.000, maka total modal bersih yang kita perlukan hanyalah Rp300.000.
Pertimbangan Kualitas Indukan
Meskipun metode kedua lebih hemat, kita perlu mempertimbangkan kualitas indukan. Ketika membeli indukan siap produksi, kita bisa langsung menilai dan memastikan kualitasnya. Sementara itu, jika kita membesarkan ayam sendiri sejak kecil, kita belum bisa mengetahui kualitas sebenarnya sampai ayam cukup umur. Untuk memastikan kualitasnya setara dengan indukan siap produksi, kita perlu melakukan evaluasi terlebih dahulu terhadap performa ayam hasil besaran sendiri.
Kesimpulan: Mana yang Lebih Menguntungkan?
Kedua metode memiliki keunggulannya masing-masing. Metode pertama lebih praktis dan memberikan kepastian kualitas, namun memerlukan modal lebih besar. Di sisi lain, metode kedua lebih hemat biaya, tetapi membutuhkan waktu, perhatian ekstra, dan evaluasi kualitas yang lebih ketat. Sobat sehobi dan peternak bisa menyesuaikan pilihan metode sesuai dengan kemampuan, kondisi, serta tujuan jangka panjang peternakan masing-masing.
Post Comment